FAMTRIP BLOGGER MENDUNIAKAN MADURA #1
http://www.whizisme.com/2016/12/famtrip-blogger-menduniakan-madura-hari.html
Empat hari. Tiga malam. Satu rasa.
Madura. Rasanya mendadak cinta.
Pertama kali datang ke Pulau Madura pada waktu saya menghadiri acara pernikahan seorang teman. Teman alumni saat sekolah menengah di PP. Darul Ulum Jombang dulu. Saya banyak teman Madura saat itu. Bahkan di asrama saya ada 2 blok kamar yang bahasanya Madura.
Entah dari Pulau Madura beneran atau daerah lain seperti Bawean, Masalembu, Probolinggo, dan Bondowoso. Bahasa Madura mereka fasih. Kamar mereka pun dinamai Blok-M (Blok Madura).
Sayang sekali waktu pertama kali menjajakan bumi Madura waktu itu hanya berlangsung satu malam saja, itupun terpotong dengan waktu perjalanan. Jadinya belum bisa mengenal banyak kebudayaan dan cerita asli orang Madura. Walaupun begitu saya senang sekali bertemu dengan orang Madura yang ramah, santun nan relijius serta banyak juga yang lucu.
Alhamdulillh cerita ingin bermalam lebih lama di Madura terjawab dengan ajakan Plat-M (Komunitas Blogger Madura) yang menggandeng BPWS untuk mempromosikan Pulau Madura. Blogger dirasa sangat cocok untuk nge-buzz acara dengan daya pikat storytelling-nya via internet.
Coba deh kamu cek hestek #MenduniakanMadura #JejakBPWS untuk merasakan asiknya acara. Dalam hal ini saya harus berterima kasih kepada Wahyu Alam (Klebun) serta teman-teman panitia lain yang bekerja keras mempersiapkan acara dan mengundang Blogger seantero Indonesia. You're Rock Sorro!
Sok sibuk sebelum Acara
Bayangkan dari akhir Oktober hingga pertengahan November, saya harus berjibaku dengan detlen kustomer yang harus diselasaikan.
Kerjaan membuat visual branding acara BPJS Ketenagakerjaan dengan 15 item harus diselesaikan dalam 2 hari. Saya yang mantan EO sudah terbiasa dengan dateline Roro Jonggrang seperti itu. Dari mendapatkan brief lalu eksekusi dan selesai dalam sekejap. Cepat benar!
Sekiranya saya akan leha-leha setelah kerjaan usai. Eh, nambah lagi beberapa kerjaan packaging kosmetik di Jakarta beserta promo IG-nya. Karena merupakan produk baru, walhasil saya harus konsentrasi dalam menyelesaikanya. Semoga bisa menjadikan brand nasional via sentuhan desain Whizisme nantinya.
Baca Juga: Desain Stationary Penta Solo
Kerjaan usai. Mari ber-holiday. Horay!
Saya kira bisa lebih santai untuk mempersiapkan acara Famtrip Blogger menuju Madura.
Tidak sabar ingin keluar kota untuk liburan. Seminggu sebelum acara saya berangkat ke Semarang untuk berkunjung di Gramedia mencari buku idaman. Karena sudah lama tidak punya buku baru. Rencana ke Semarang hanya satu hari. Selesai keliling kota, kemudian pulang.
Akhirnya molor juga karena harus ikutan Ignation #1000Startupdigital di Dinas Pemuda dan Olahraga Jateng. Dari satu hari menjadi tiga hari di Semarang. Ada satu acara lagi, ternyata saya harus brainstorming bersama tim untuk develop produk 3D printing. Ya ini usaha lain selain Whizisme.
Berarti saya masih punya beberapa hari untuk mempersiapkan keperluan di Madura. Mencuci pakaian, mikirin apa yang harus dibawa, memastikan revisi dan kerjaan lain telah usai semua. Maksud hati sebelum acara bisa fokus mempersipakan barang bawaan, malah sok sibuk tak karuan ditambah rasa deg-degan. Seperti anak SD yang esoknya akan rekreasi akhir tahun. Haha
Berangkat ke Madura
Kalau ke luar kota saya sering berangkat dan pulang di malam hari. Asik aja gitu waktu di atas kendaraan, tinggal tidur dan udara terasa tidak panas. Tau-tau sampai di tujuan.
Dari Rembang saya berangkat habis Isya' tanggal 22 malam. Tidak langsung ke Surabaya sih, namun mampir dulu ke Tuban bertemu teman. Acaranya hanya makan malam, ngobrol, tidur sebentar dan esok pagi harinya sekitar jam 3 baru naik bus menuju Surabaya.
Perjalanan sekitar 2.5 jam, pas sekali buat tidur. Tiba di Surabaya jam 5 pagi. Sampai terminal Purabaya menunaikan salat Shubuh, mandi, ngopi lalu ngemper di ruang tunggu terminal.
Saya betah saja kalau nunggu di Purabaya yang lebih dikenal dengan Terminal Bungurasih. Fasilitas dan akses mulai beranjak asik, bersih dan nyaman. Bahkan di Idul Adha kemarin saya sempat numpang tidur di terminal karena tidak kebagian bus ke Rembang. Tidur dengan tenang di ruang tunggu, karena ruangan ini relatif aman dengan hilir-mudiknya petugas terminal.
Area penjemputan peserta dibagi menjadi beberapa tempat yaitu Bandara Juanda, Stasiun Gubeng dan Pasar Turi serta Terminal Purabaya. Jadi saya sebagai anak terminal, ya harus menunggu berkumpulnya teman-teman lain yang menggunakan bus sebagai andalan transportasi.
Melihat di temlen banyak blogger luar daerah yang datang. Terutama peserta yang menggunakan pesawat, bahkan mereka ada yang nginep di hari sebelumnya. Antusias para blogger untuk Kopdar memang keren. Acara Kopi Darat pasti ramai.
Ternyata saya peserta kedua Kontingen Terminal. Sebelumnya sudah hadir Kang Pardicukup dari Ponorogo. Kita janjian meetup di Masjid terminal, kemudian ngemper, ngobrol sambil menunggu teman lain. Eh, sebelumnya saya ngopi dulu.
Kira-kira sejam kemudian datanglah Halim San. Disusul Berry sebagai tim penjemput dan Pak Driver. Namanya tranportasi darat, tak disangka banyak kemacetan dimana-mana, terutama perjalanan Ndop dan Silvi. Dengan komunikasi intens via WA akhirnya bisa kumpul lengkap Kontingen Terminal. Walaupun Silvi harus dijemput di jalanan luar terminal.
Kumpul di Kantor BPWS
Dari terminal menuju BPWS ternyata lumayan jauh juga. Terminal di daerah Sidoarjo dan BPWS di sisi Suramadu. Kira-kira sejam perjalanan. Saya yang kurang tidur, walhasil ngantuk dan tidur sebentar di mobil.
Memasuki bawah Jembatan Suramadu bagian Surabaya, bus putih menyambut kami dengan banner disisi kanan badan bus bertuliskan "Rombongan Famtrip Promosi Kawasan Suramadu". Itu artinya kami Kontingen Terminal sudah sampai di BPWS.
Alhamdulillah peserta mulai lengkap. Termasuk panitia dengan seragam khas Madura dan udeng merah. Kelelahan tak tampak di raut panitia. Saya yakin mereka begadang beberapa hari untuk memikirkan acara #MenduniakanMadura yang keren ini.
Sarapan nasi Serpang khas Madura menyambut. Nasi kotak yang baru pertama kali saya makan dengan menu laut sedemikian enaknya. Ada ikan tongkol, kerang, udang dan rambak. Kalau sudah begini sejenak melupakan calorie deficit di program diet saya.
Baca Juga: Shutterstock Endorser
Saatnya pembukaan acara bersama BPWS. Kami diberi pengarahan apa itu BPWS dan fungsinya untuk Kepulauan Madura.
Ternyata dengan dibentuknya Badan Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS) merupakan upaya untuk mempercepat pengembangan Wilayah Suramadu. Pulau Madura dengan segala potensi alam dan kebudayaan yang masyhur dari dulu, diharapkan dapat berkembang lebih cepat.
Pertumbuhan wilayah Suramadu dapat diwujudkan melalui pengembangan kluster/ kawasan yang sudah produktif. So, ekonomi wilayah Suramadu lebih terangkat melalui program fasilitator dan stimulasi oleh BPWS yang bekerjasama dengan unsur Pemerintah, Swasta dan Masyarakat.
Dari situlah gagasan untuk memperkenalkan kinerja BPWS yang telah berjalan, disebarkan di dunia (maya) melalui cerita-cerita blogger Indonesia.
Mulai menjelajah Madura
Perjalanan pun dimulai. Rombongan berangkat habis Dzuhur dengan satu bus untuk peserta blogger dan beberapa panitia. Khusus panitia membawa 3 mobil yang pastinya berisi umborampe acara. Oiya, rombongan juga dikawal Mobil Patroli Polisi.
Pak Polisi dengan mobil Uwi-Uwi akan selalu memimpin barisan dan berganti mobil di setiap kabupaten. Jadi serasa rombongan pejabat selama perjalanan mengelilingi Madura.
Destinasi pertama adalah KKJSM (Kawasan Kaki Jembatan Suramadu) dimana kluster ni nantinya akan menjadi pintu gerbang dan kawasan pusat pertumbuhan Pulau Madura. Rencananya lahan seluas 600 Ha akan didirikan jaringan perhubungan, kawasan lindung, industri wisata dan perdagangan.
Namun saat kami berkunjung lahan baru tahap proses Ground Breaking. Setidaknya beberapa tahun kemudian akan nampak kawasan yang luas dan keren di kaki Suramadu. Pastinya patut dikunjungi.
Perjalanan dimulai lagi. Di dalam bus saya banyak tidur, karena hawa dalam bus yang lumayan sejuk, tempat duduk yang PW dan kebiasaan tidur siang. Walhasil terbawa juga di Famtrip kali ini.
Tujuan kedua di KKM (Kawasan Khusus Madura). Kawasan ini direncanakan sebagai pusat industri dan pergudangan. Nantinya kan membantu akses pelabuhan peti kemas Tanjung Bulu Pandan. Lokasinya saat ini pun masih berupa perkebunan dan lahan hijau yang luas.
Saya pikir betul juga kalau dibangun pelabuhan internasional di sisi Madura. Mengingat letak Madura dengan kepulauan besar lain seperti Kalimantan, Sulawesi dan Papua lebih berdekatan dan mudah dijangkau dibandingkan Pelabuhan Tanjung Perak.
Mungkin ini masalah waktu saja yang akan menjawabnya. Karena saat ini pelabuhan wilayah timur menjadi pintu gerbang ekonomi yaitu di Tanjung Perak Surabaya.
Homestay yang asik dan Pantai Kerai Nepa
Lagi-lagi saya harus tidur di bus beberapa saat setelah berkunjung ke KKM. Mungkin sekian banyak peserta yang paling banyak tidur daripada mainin gadget. Kebiasaan kalau di perjalanan melihat layar hape jadi pusing kepala. Ditambah tak tau kenapa tiba-tiba koneksi di hape byar-pet. Kayaknya salah bawa gadget.
Di perjalanan pun saya tidak banyak foto seperti teman-teman lain. Ya mungkin tujuanya beda, mereka mengabadikan keindahan wisata. Sedangkan saya menikmati wisata serta ikutan nimbrung foto mereka. Serasa jadi model bawa fotografer banyak. :D
Sekali lagi thanks buat panitia terutama bagian dokumentasi yang mengabadikan momen rombongan. Ada beberapa tim fotografer yang mondar-mandir dengan kameranya. Foto kalian saya pampang di posting ini ya. Matur Sakalangkong.
Jam menunjukan waktu 15:30 lebih. Rombongan sampai di desa Batioh - Ketapang Kabupaten Sampang, dimana kami akan menginap di sebuah homestay yang lumayan besar. Untungnya keberadaan MCK cukup untuk rombongan, walupun antri tapi masih tetap terkendali.
Peserta cewek dibagi menjadi beberapa kamar dalam homestay dan cowok tidur di ruang tamu. Bagi saya yang biasa tidur di emperan tidak masalah, yang penting bisa tidur pulas bersama.
Baca Juga: Cara Untuk Lebih Kreatif
Oke, tas dan barang bawaan lain sudah diletakan pada tempat yang aman. Saatnya mengunjungi Hutan Pantai Kera Nepa yang tak begitu jauh. Homestay kami berjarak kira ratusan meter dari bibir pantai yang berpasir putih.
Untuk mencapai Hutan Pantai Kera Nepa harus menyusuri bentang pantai pasir putih yang asik disertai deburan ombak yang halus hampir tak tampak gelombangnya. Kami berfoto ria. Eh, kalau saya numpang foto saja :D
Hutan Pantai Kera Nepa konon merupakan tempat pertama singgahan Pangeran Segoro. Tak salah disitu ada petilasan beliau. Nampak kanan kiri jalan setapak pohon-pohon rindang dan para monyet menyambut.
Berjalan terus dengan menikmati nyayian penghuni hutan menjadi keasikan tersendiri. Walupun kadang hawa mistis terasa, karena kami masuk hutan saat setelah Asyar dimana hawa siang ke malam mulai berganti. Monyet-monyet yang hadir tergolong banyak saat kami berkunjung. Kata penduduk setempat, jarang sekali monyet-monyet bergerombol menyambut wisatawan.
Titik akir di Hutan Kera Nepa adalah petilasan Pangeran Segoro. Dimana ada pohon besar dikelilingi bebatuan sebagai tetenger. Di badan pohon banyak melingkar kain-kain, entah untuk apa.
Kondisi Hutan Kera Nepa nampak berserakan akibat bebera pohon tumbang. Akibatnya beberapa tempat duduk rusak dan mulai terbengkalai. Listriknya pun padam. Semoga pemerintah daerah mulai memperbaiki. Supaya lebih nyaman untuk berwisata.
Puas berjalan di hutan, rombongan berpencar. Ada yang sibuk recording footage untuk video. Ada juga yang selfi sana-sini. Kalu saya asik bermain volley pantai. Sekalian mengeluarkan keringat, karena pastinya di famtrip kali ini saya tidak berolahraga seperti hari biasanya. Maklum saya kan Gym Buddy.
Karena keasikan main volley, kaki jempol saya terkilir. Akibatnya saya jalan pincang beberapa hari. Bukan karena kurang pemanasan sih, tapi memang salah letak kaki saat medarat di permukaan pasir. Apalagi tidak pakai sepatu. Yaiya kan volley pantai.
Maghrib mulai jelang. Seluruh kegiatan rombongan adalah bergegas mandi walupun antri. Alhamdulilah saya dapat tempat mandi pertama, karena teman lain belum tau kalau ada kamar mandi di sebelah homestay.
Untuk sholat Maghrib saya ngikut di Musholla di depan homestay. Disitu banyak anak-anak kecil berjamaah dan mengaji. Kemungkinan besar itu adalah Madrasah, karena memang ada bangunan yang dibagi beberapa kelas.
Saya sempat dijamu oleh pemilik rumah. Saya disuguhi beberapa makanan khas dan ngobrol ngalur-ngidul tentang kondisi daerah, kondisi keberagaman di Madura dan mau dicarikan istri orang Madura. Haha.
Baca Juga: Personality Blogmu apa?
Saya lupa namanya. Namun yang saya ingat ternyata orang itu fasih berbahasa Jawa Kromo Inggil (jawa halus) walhasil saya pun ngobrol dengan bahasa jawa. Ternyata beliau merupakan alumni dari Universitas Islam Malang. Makanya fasih berbahasa Jawa.
Ngobrol tak habis-habisnya. Lalu terdengar suara piring dan sendok berdentingan. Wah, artinya makan malam telah siap. Saya pun mohon ijin dan ngacir untuk kembali ke homestay.
Acara dilanjutkan ramah tamah dengan Klebun Desa, perwakilan BPWS beserta para blogger. Obrolan yang semakin hangat karena langsung disambut oleh kepala desa. Bagi saya ini acara Famtrip yang asik karena menginap di homestay, sehingga kami merasakan bagaimana menjadi bagian dari penduduk setempat.
Satu hari perjalanan #MenduniakanMadura telah dilalui dengan lancar. Alhamdulillah, saatnya untuk tidur dan melanjutkan perjalanan esok harinya ke Air Terjun Toroan dan menyeberang ke Giliyang. Pastinya lebih keren tempatnya.
Foto dari: Pardicukup, Rosyid and Plat-M
Madura. Rasanya mendadak cinta.
Pertama kali datang ke Pulau Madura pada waktu saya menghadiri acara pernikahan seorang teman. Teman alumni saat sekolah menengah di PP. Darul Ulum Jombang dulu. Saya banyak teman Madura saat itu. Bahkan di asrama saya ada 2 blok kamar yang bahasanya Madura.
Bintang Iklan #MenduniakanMadura
Entah dari Pulau Madura beneran atau daerah lain seperti Bawean, Masalembu, Probolinggo, dan Bondowoso. Bahasa Madura mereka fasih. Kamar mereka pun dinamai Blok-M (Blok Madura).
Sayang sekali waktu pertama kali menjajakan bumi Madura waktu itu hanya berlangsung satu malam saja, itupun terpotong dengan waktu perjalanan. Jadinya belum bisa mengenal banyak kebudayaan dan cerita asli orang Madura. Walaupun begitu saya senang sekali bertemu dengan orang Madura yang ramah, santun nan relijius serta banyak juga yang lucu.
Alhamdulillh cerita ingin bermalam lebih lama di Madura terjawab dengan ajakan Plat-M (Komunitas Blogger Madura) yang menggandeng BPWS untuk mempromosikan Pulau Madura. Blogger dirasa sangat cocok untuk nge-buzz acara dengan daya pikat storytelling-nya via internet.
Coba deh kamu cek hestek #MenduniakanMadura #JejakBPWS untuk merasakan asiknya acara. Dalam hal ini saya harus berterima kasih kepada Wahyu Alam (Klebun) serta teman-teman panitia lain yang bekerja keras mempersiapkan acara dan mengundang Blogger seantero Indonesia. You're Rock Sorro!
Blogger Nasional berkumpul di BPWS
Sok sibuk sebelum Acara
Bayangkan dari akhir Oktober hingga pertengahan November, saya harus berjibaku dengan detlen kustomer yang harus diselasaikan.
Kerjaan membuat visual branding acara BPJS Ketenagakerjaan dengan 15 item harus diselesaikan dalam 2 hari. Saya yang mantan EO sudah terbiasa dengan dateline Roro Jonggrang seperti itu. Dari mendapatkan brief lalu eksekusi dan selesai dalam sekejap. Cepat benar!
Sekiranya saya akan leha-leha setelah kerjaan usai. Eh, nambah lagi beberapa kerjaan packaging kosmetik di Jakarta beserta promo IG-nya. Karena merupakan produk baru, walhasil saya harus konsentrasi dalam menyelesaikanya. Semoga bisa menjadikan brand nasional via sentuhan desain Whizisme nantinya.
Baca Juga: Desain Stationary Penta Solo
Kerjaan usai. Mari ber-holiday. Horay!
Saya kira bisa lebih santai untuk mempersiapkan acara Famtrip Blogger menuju Madura.
Tidak sabar ingin keluar kota untuk liburan. Seminggu sebelum acara saya berangkat ke Semarang untuk berkunjung di Gramedia mencari buku idaman. Karena sudah lama tidak punya buku baru. Rencana ke Semarang hanya satu hari. Selesai keliling kota, kemudian pulang.
Akhirnya molor juga karena harus ikutan Ignation #1000Startupdigital di Dinas Pemuda dan Olahraga Jateng. Dari satu hari menjadi tiga hari di Semarang. Ada satu acara lagi, ternyata saya harus brainstorming bersama tim untuk develop produk 3D printing. Ya ini usaha lain selain Whizisme.
Berarti saya masih punya beberapa hari untuk mempersiapkan keperluan di Madura. Mencuci pakaian, mikirin apa yang harus dibawa, memastikan revisi dan kerjaan lain telah usai semua. Maksud hati sebelum acara bisa fokus mempersipakan barang bawaan, malah sok sibuk tak karuan ditambah rasa deg-degan. Seperti anak SD yang esoknya akan rekreasi akhir tahun. Haha
Berangkat ke Madura
Kalau ke luar kota saya sering berangkat dan pulang di malam hari. Asik aja gitu waktu di atas kendaraan, tinggal tidur dan udara terasa tidak panas. Tau-tau sampai di tujuan.
Groupie di Terminal Purabaya-Bungurasih
Dari Rembang saya berangkat habis Isya' tanggal 22 malam. Tidak langsung ke Surabaya sih, namun mampir dulu ke Tuban bertemu teman. Acaranya hanya makan malam, ngobrol, tidur sebentar dan esok pagi harinya sekitar jam 3 baru naik bus menuju Surabaya.
Perjalanan sekitar 2.5 jam, pas sekali buat tidur. Tiba di Surabaya jam 5 pagi. Sampai terminal Purabaya menunaikan salat Shubuh, mandi, ngopi lalu ngemper di ruang tunggu terminal.
Saya betah saja kalau nunggu di Purabaya yang lebih dikenal dengan Terminal Bungurasih. Fasilitas dan akses mulai beranjak asik, bersih dan nyaman. Bahkan di Idul Adha kemarin saya sempat numpang tidur di terminal karena tidak kebagian bus ke Rembang. Tidur dengan tenang di ruang tunggu, karena ruangan ini relatif aman dengan hilir-mudiknya petugas terminal.
Area penjemputan peserta dibagi menjadi beberapa tempat yaitu Bandara Juanda, Stasiun Gubeng dan Pasar Turi serta Terminal Purabaya. Jadi saya sebagai anak terminal, ya harus menunggu berkumpulnya teman-teman lain yang menggunakan bus sebagai andalan transportasi.
Melihat di temlen banyak blogger luar daerah yang datang. Terutama peserta yang menggunakan pesawat, bahkan mereka ada yang nginep di hari sebelumnya. Antusias para blogger untuk Kopdar memang keren. Acara Kopi Darat pasti ramai.
Ternyata saya peserta kedua Kontingen Terminal. Sebelumnya sudah hadir Kang Pardicukup dari Ponorogo. Kita janjian meetup di Masjid terminal, kemudian ngemper, ngobrol sambil menunggu teman lain. Eh, sebelumnya saya ngopi dulu.
Kira-kira sejam kemudian datanglah Halim San. Disusul Berry sebagai tim penjemput dan Pak Driver. Namanya tranportasi darat, tak disangka banyak kemacetan dimana-mana, terutama perjalanan Ndop dan Silvi. Dengan komunikasi intens via WA akhirnya bisa kumpul lengkap Kontingen Terminal. Walaupun Silvi harus dijemput di jalanan luar terminal.
Kumpul di Kantor BPWS
Dari terminal menuju BPWS ternyata lumayan jauh juga. Terminal di daerah Sidoarjo dan BPWS di sisi Suramadu. Kira-kira sejam perjalanan. Saya yang kurang tidur, walhasil ngantuk dan tidur sebentar di mobil.
Pembahasan rencana kerja BPWS
Memasuki bawah Jembatan Suramadu bagian Surabaya, bus putih menyambut kami dengan banner disisi kanan badan bus bertuliskan "Rombongan Famtrip Promosi Kawasan Suramadu". Itu artinya kami Kontingen Terminal sudah sampai di BPWS.
Alhamdulillah peserta mulai lengkap. Termasuk panitia dengan seragam khas Madura dan udeng merah. Kelelahan tak tampak di raut panitia. Saya yakin mereka begadang beberapa hari untuk memikirkan acara #MenduniakanMadura yang keren ini.
Sarapan nasi Serpang khas Madura menyambut. Nasi kotak yang baru pertama kali saya makan dengan menu laut sedemikian enaknya. Ada ikan tongkol, kerang, udang dan rambak. Kalau sudah begini sejenak melupakan calorie deficit di program diet saya.
Baca Juga: Shutterstock Endorser
Saatnya pembukaan acara bersama BPWS. Kami diberi pengarahan apa itu BPWS dan fungsinya untuk Kepulauan Madura.
Ternyata dengan dibentuknya Badan Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS) merupakan upaya untuk mempercepat pengembangan Wilayah Suramadu. Pulau Madura dengan segala potensi alam dan kebudayaan yang masyhur dari dulu, diharapkan dapat berkembang lebih cepat.
Peta rencana kerja pengembangan wilayah Madura
Pertumbuhan wilayah Suramadu dapat diwujudkan melalui pengembangan kluster/ kawasan yang sudah produktif. So, ekonomi wilayah Suramadu lebih terangkat melalui program fasilitator dan stimulasi oleh BPWS yang bekerjasama dengan unsur Pemerintah, Swasta dan Masyarakat.
Dari situlah gagasan untuk memperkenalkan kinerja BPWS yang telah berjalan, disebarkan di dunia (maya) melalui cerita-cerita blogger Indonesia.
Mulai menjelajah Madura
Perjalanan pun dimulai. Rombongan berangkat habis Dzuhur dengan satu bus untuk peserta blogger dan beberapa panitia. Khusus panitia membawa 3 mobil yang pastinya berisi umborampe acara. Oiya, rombongan juga dikawal Mobil Patroli Polisi.
Pak Polisi dengan mobil Uwi-Uwi akan selalu memimpin barisan dan berganti mobil di setiap kabupaten. Jadi serasa rombongan pejabat selama perjalanan mengelilingi Madura.
Destinasi pertama adalah KKJSM (Kawasan Kaki Jembatan Suramadu) dimana kluster ni nantinya akan menjadi pintu gerbang dan kawasan pusat pertumbuhan Pulau Madura. Rencananya lahan seluas 600 Ha akan didirikan jaringan perhubungan, kawasan lindung, industri wisata dan perdagangan.
Namun saat kami berkunjung lahan baru tahap proses Ground Breaking. Setidaknya beberapa tahun kemudian akan nampak kawasan yang luas dan keren di kaki Suramadu. Pastinya patut dikunjungi.
Perjalanan dimulai lagi. Di dalam bus saya banyak tidur, karena hawa dalam bus yang lumayan sejuk, tempat duduk yang PW dan kebiasaan tidur siang. Walhasil terbawa juga di Famtrip kali ini.
Siap mendukung program #MenduniakanMadura
Tujuan kedua di KKM (Kawasan Khusus Madura). Kawasan ini direncanakan sebagai pusat industri dan pergudangan. Nantinya kan membantu akses pelabuhan peti kemas Tanjung Bulu Pandan. Lokasinya saat ini pun masih berupa perkebunan dan lahan hijau yang luas.
Saya pikir betul juga kalau dibangun pelabuhan internasional di sisi Madura. Mengingat letak Madura dengan kepulauan besar lain seperti Kalimantan, Sulawesi dan Papua lebih berdekatan dan mudah dijangkau dibandingkan Pelabuhan Tanjung Perak.
Mungkin ini masalah waktu saja yang akan menjawabnya. Karena saat ini pelabuhan wilayah timur menjadi pintu gerbang ekonomi yaitu di Tanjung Perak Surabaya.
Homestay yang asik dan Pantai Kerai Nepa
Lagi-lagi saya harus tidur di bus beberapa saat setelah berkunjung ke KKM. Mungkin sekian banyak peserta yang paling banyak tidur daripada mainin gadget. Kebiasaan kalau di perjalanan melihat layar hape jadi pusing kepala. Ditambah tak tau kenapa tiba-tiba koneksi di hape byar-pet. Kayaknya salah bawa gadget.
Menuju Hutan Pantai Kera Nepa
Di perjalanan pun saya tidak banyak foto seperti teman-teman lain. Ya mungkin tujuanya beda, mereka mengabadikan keindahan wisata. Sedangkan saya menikmati wisata serta ikutan nimbrung foto mereka. Serasa jadi model bawa fotografer banyak. :D
Sekali lagi thanks buat panitia terutama bagian dokumentasi yang mengabadikan momen rombongan. Ada beberapa tim fotografer yang mondar-mandir dengan kameranya. Foto kalian saya pampang di posting ini ya. Matur Sakalangkong.
Jam menunjukan waktu 15:30 lebih. Rombongan sampai di desa Batioh - Ketapang Kabupaten Sampang, dimana kami akan menginap di sebuah homestay yang lumayan besar. Untungnya keberadaan MCK cukup untuk rombongan, walupun antri tapi masih tetap terkendali.
Peserta cewek dibagi menjadi beberapa kamar dalam homestay dan cowok tidur di ruang tamu. Bagi saya yang biasa tidur di emperan tidak masalah, yang penting bisa tidur pulas bersama.
Baca Juga: Cara Untuk Lebih Kreatif
Oke, tas dan barang bawaan lain sudah diletakan pada tempat yang aman. Saatnya mengunjungi Hutan Pantai Kera Nepa yang tak begitu jauh. Homestay kami berjarak kira ratusan meter dari bibir pantai yang berpasir putih.
Untuk mencapai Hutan Pantai Kera Nepa harus menyusuri bentang pantai pasir putih yang asik disertai deburan ombak yang halus hampir tak tampak gelombangnya. Kami berfoto ria. Eh, kalau saya numpang foto saja :D
Hutan Pantai Kera Nepa konon merupakan tempat pertama singgahan Pangeran Segoro. Tak salah disitu ada petilasan beliau. Nampak kanan kiri jalan setapak pohon-pohon rindang dan para monyet menyambut.
Disambut penghuni hutan, mana keranya?
Berjalan terus dengan menikmati nyayian penghuni hutan menjadi keasikan tersendiri. Walupun kadang hawa mistis terasa, karena kami masuk hutan saat setelah Asyar dimana hawa siang ke malam mulai berganti. Monyet-monyet yang hadir tergolong banyak saat kami berkunjung. Kata penduduk setempat, jarang sekali monyet-monyet bergerombol menyambut wisatawan.
Titik akir di Hutan Kera Nepa adalah petilasan Pangeran Segoro. Dimana ada pohon besar dikelilingi bebatuan sebagai tetenger. Di badan pohon banyak melingkar kain-kain, entah untuk apa.
Kondisi Hutan Kera Nepa nampak berserakan akibat bebera pohon tumbang. Akibatnya beberapa tempat duduk rusak dan mulai terbengkalai. Listriknya pun padam. Semoga pemerintah daerah mulai memperbaiki. Supaya lebih nyaman untuk berwisata.
Puas berjalan di hutan, rombongan berpencar. Ada yang sibuk recording footage untuk video. Ada juga yang selfi sana-sini. Kalu saya asik bermain volley pantai. Sekalian mengeluarkan keringat, karena pastinya di famtrip kali ini saya tidak berolahraga seperti hari biasanya. Maklum saya kan Gym Buddy.
Pantai Kera Nepa Athlete wannabe!
Karena keasikan main volley, kaki jempol saya terkilir. Akibatnya saya jalan pincang beberapa hari. Bukan karena kurang pemanasan sih, tapi memang salah letak kaki saat medarat di permukaan pasir. Apalagi tidak pakai sepatu. Yaiya kan volley pantai.
Maghrib mulai jelang. Seluruh kegiatan rombongan adalah bergegas mandi walupun antri. Alhamdulilah saya dapat tempat mandi pertama, karena teman lain belum tau kalau ada kamar mandi di sebelah homestay.
Untuk sholat Maghrib saya ngikut di Musholla di depan homestay. Disitu banyak anak-anak kecil berjamaah dan mengaji. Kemungkinan besar itu adalah Madrasah, karena memang ada bangunan yang dibagi beberapa kelas.
Saya sempat dijamu oleh pemilik rumah. Saya disuguhi beberapa makanan khas dan ngobrol ngalur-ngidul tentang kondisi daerah, kondisi keberagaman di Madura dan mau dicarikan istri orang Madura. Haha.
Baca Juga: Personality Blogmu apa?
Saya lupa namanya. Namun yang saya ingat ternyata orang itu fasih berbahasa Jawa Kromo Inggil (jawa halus) walhasil saya pun ngobrol dengan bahasa jawa. Ternyata beliau merupakan alumni dari Universitas Islam Malang. Makanya fasih berbahasa Jawa.
Ngobrol tak habis-habisnya. Lalu terdengar suara piring dan sendok berdentingan. Wah, artinya makan malam telah siap. Saya pun mohon ijin dan ngacir untuk kembali ke homestay.
Acara dilanjutkan ramah tamah dengan Klebun Desa, perwakilan BPWS beserta para blogger. Obrolan yang semakin hangat karena langsung disambut oleh kepala desa. Bagi saya ini acara Famtrip yang asik karena menginap di homestay, sehingga kami merasakan bagaimana menjadi bagian dari penduduk setempat.
Satu hari perjalanan #MenduniakanMadura telah dilalui dengan lancar. Alhamdulillah, saatnya untuk tidur dan melanjutkan perjalanan esok harinya ke Air Terjun Toroan dan menyeberang ke Giliyang. Pastinya lebih keren tempatnya.
Foto dari: Pardicukup, Rosyid and Plat-M
Ah cerita ny keren nya. Senang bisa bertemu dengan kk.
ReplyDeleteTeam penghabis makanan kalau duduk dbelakang.. ����
Baru kenal langsung sok akrab. Eh ternyata sama juga ternyata. Hahahasyudahlah... Sampai jumpa ya...
DeleteSeru banget ya acaranya, trip selanjutnya ke tempatmu ya (Rembang) hehehehe :D
ReplyDeleteBeneran mas Wij ini satu-satunya peserta yang terlihat nggak nyandu apalagi kelonan ama telepon genggamnya. Yang lain asyik updet status, sampeyan asyik menikmati pemandangan. Yang lain sibuk selfie, eh mas Wij cuma nimbrung aja hahaha. Next trip ke Rembang kancani dolan yes hihihi.
ReplyDeletePancen enakan ider rai hahaa..jadi raine tersebar dimana-mana..�� ditunggu nih kelanjutan ceritanya
ReplyDeleteAkhirnya.. fainelli.. nulis tentang hal selain desain hahaha. Apik tulisanmu kang whiz.. Lanjutkan!
ReplyDeleteKelihatan kok, mana yg sibuk foto dan rekam video, dan mana yg menikmati wisata. HAHAHA. Dan walhasil diriku gak paham detail suatu tempat wisata, pikiran terpecah pada gejet. Ah, gak papa. Bodo amat. Tiap blogger punya versi tulisan masing masing huahahah
*si ndop jagoan bikin pembenaran*
mas, kita nggak bsa kopdar nie, mas mf abdullah ikut ya, krmin lage njaga anak, sih cuman bisa nulis ttg seputar wisata madura saja sih mas
ReplyDeleteRasanya mendadak cinta baca tulisan mas Whiz. Semoga kita sering berjumpa ya. Haha. Terimakasih kontingen bungurasih kalian rela menungguku. Laffff.
ReplyDeleteMas Whiz idolaaaakuuuu 😍
ReplyDeleteWiiihh keren nih postingan Mas Whiz. Iya, kuingat2 aq koq ga ngobrol sama sampeyan ya mas hihihiiii... Aq terlalu asyik dengan grup Band Nepa nih *jewer Ndop hehehehee... Pokoknya keren banget lah ya perjalanan kita kemarin di #MenduniakanMadura
ReplyDeleteDan akhirnya bisa ketemu mas Whiz di event ini :)
ReplyDeleteTernyata selama perjalanan kita tuh blom ada ngobrol ya mas. Oalaaah.. hahaha :D. Etapi aku setuju siy sama pendapatmu soal gadget. Karena aku juga terbiasa menikmati pemandangan alam baru mengambil gambar. Lah kemarin ikutan latah jepret2. Mungkin karena pengalaman perdana ikutan Famtrip begini yo mas, jadi blm dapet "feel" nya. *halaaaah. Tapi over all seneng bisa kenal temen2 semua :).
ReplyDeleteYa kalau hobinya jepret-jepret gimana coba, pemandangan indah itu rasanya harus didokumentasikan. Haha
ReplyDeleteSaya yakin mereka begadang beberapa hari untuk memikirkan acara #MendunikanMadura yang keren ini.
ReplyDeleteSALAAAAH!
Kita cuma bedagang sehari aja sih. Maklum sudah biyasah bikin event. #sombong #dilemparsendal
Kapan nih rembang ngundang blogger untuk jalan jalan ke rembang
ReplyDeleteMaz Whiz yang super sibuk akhirnya bisa main-main ke Madura itu super sekali... Tulisannya keren maz...
ReplyDeleteWih Maz Wiz, senang bisa kenal dengan orang keren dan sesibuk anda :D
ReplyDeleteTerimakasih mau bergabung di acara #MenduniakanMadura, loh
Semoga bisa jumpa lagi mas :)
Juooosh Lek.
ReplyDeleteWah kebayang kayak gimana asyik dan serunya bisa kopdar sama blogger dari seluruh penjuru Nusantara. Sebetulnya mupeng mau ikut tapi karena sekarang udah sekolah lagi jadinya gak bisa deh kalau gak week end.
ReplyDeletemas yang sering tidur di bus bagian belakang.. wkwk..
ReplyDeletekeren mas tulisannya, bikin ketawa.. haha :D
wah akhirnya nemu photoku juga diantara blog yang ngepost #mendunikanMadura haha
ReplyDeletepadahal aku ikut main volli pantai. kok g kepoto yaa. asemm. haha
ReplyDelete