BELAJAR DIGITAL MARKETING DARI SYAFIQ PONTOH
http://www.whizisme.com/2015/12/digital-marketing-untuk-desainer.html
Profesi desainer grafis kian hari makin banyak jumlahnya. Ada yang benar-benar belajar dengan masuk di jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV), ada juga yang belajar melalui komunitas. Bahkan belajar secara otodidak juga banyak.
Btw, saya cocok tidak disebut seorang desainer grafis? Kalaupun tidak, saya punya julukan sendiri, yaitu Visual Marketing Specialist. Jenis kerjanyapun sama saja, hehe.
Tren digital yang semakin visual juga ikut menaikan buzz profesi ini. Kebutuhan desain dalam sebuah bisnis, contohnya corporate identity seperti desain logo, desain stationary, desain web, infografis, semakin meningkat juga. Walhasil jasa desain grafis banyak menyebar di situs-situs maupun media sosial.
Namun di balik banyaknya desainer grafis baru yang ikut mangadu peruntukan di dunia online, banyak yang merasa kesulitan mendapatkan klien pertama mereka. Curhatan dan pertanyaan dari desainer pemula yang merasa portfolio mereka sudah dianggap layak, tetapi project deal masih nihil.
Saya mengnggapnya lumrah. Di suatu bisnis meskipun demand-nya banyak, belum tentu para pemain bisnis di dalamnya juga banyak yang survive. Kompetisilah yang akan memberikan tempat terbaik bagi para pelaku.
Baca Juga: Mengenal Software Para Desainer Grafis
Yang saya khawatirkan justru para pemain baru ini, hanya ikut-ikutan dalam peruntungan di jagat online. Melihat banyak desainer yang mendapatkan income besar di dunia online. Bisa jadi mereka mencoba seberapa besar kemampuan dalam mengolah software grafis. Padahal seorang desainer grafis, tidak diukur dari pintarnya otak-atik software saja.
Bahkan yang lebih parah, mereka ikut bermain di dunia online, supaya kelihatan tidak nganggur. Kalau ditanya pekerjaannya apa? Jawabnya saya desainer freelance online :D
Bekerja secara online nampaknya sangat mudah dan menyenangkan. Bekerja bisa dimana saja dan kapan saja asal terhubung internet. Tak perlu ruangan yang luas ataupun sewa tempat untuk lokasi kerja. Etapi, apakah semudah itu?
Secara garis besar, membangun usaha dalam bentuk apapun pasti dibutuhkan effort yang gigih untuk mencapai kesuksesan. Para desainer baru memiliki jiwa craftmanship yang handal, terbukti dengan karya-karya desain yang bagus.
Btw, saya cocok tidak disebut seorang desainer grafis? Kalaupun tidak, saya punya julukan sendiri, yaitu Visual Marketing Specialist. Jenis kerjanyapun sama saja, hehe.
Digital Marketing by shutterstock
Namun di balik banyaknya desainer grafis baru yang ikut mangadu peruntukan di dunia online, banyak yang merasa kesulitan mendapatkan klien pertama mereka. Curhatan dan pertanyaan dari desainer pemula yang merasa portfolio mereka sudah dianggap layak, tetapi project deal masih nihil.
Saya mengnggapnya lumrah. Di suatu bisnis meskipun demand-nya banyak, belum tentu para pemain bisnis di dalamnya juga banyak yang survive. Kompetisilah yang akan memberikan tempat terbaik bagi para pelaku.
Baca Juga: Mengenal Software Para Desainer Grafis
Yang saya khawatirkan justru para pemain baru ini, hanya ikut-ikutan dalam peruntungan di jagat online. Melihat banyak desainer yang mendapatkan income besar di dunia online. Bisa jadi mereka mencoba seberapa besar kemampuan dalam mengolah software grafis. Padahal seorang desainer grafis, tidak diukur dari pintarnya otak-atik software saja.
Bahkan yang lebih parah, mereka ikut bermain di dunia online, supaya kelihatan tidak nganggur. Kalau ditanya pekerjaannya apa? Jawabnya saya desainer freelance online :D
Bekerja secara online nampaknya sangat mudah dan menyenangkan. Bekerja bisa dimana saja dan kapan saja asal terhubung internet. Tak perlu ruangan yang luas ataupun sewa tempat untuk lokasi kerja. Etapi, apakah semudah itu?
Secara garis besar, membangun usaha dalam bentuk apapun pasti dibutuhkan effort yang gigih untuk mencapai kesuksesan. Para desainer baru memiliki jiwa craftmanship yang handal, terbukti dengan karya-karya desain yang bagus.
Namun dalam hal memasarkan karya, mereka kurang berminat untuk belajar. Skill keren, marketing nonsense. Jadi mereka kesusahan dalam monetize kepiawaiannya dalam hal desain.
"Halah, ngapain belajar marketing, itu kan tugas para pemasar? "
Baiklah, jika kamu bekerja di inhouse designer atau semacam agensi desain, memang tidak harus berpikir tentang memasarkan produk. Karena memang sudah ada job desk masing-masing tim.
Namun jika ingin mencari pengalaman baru dan kamu bekerja secara mandiri, suatu keharusan untuk mengatur pola marketing brandmu.
"Halah, ngapain belajar marketing, itu kan tugas para pemasar? "
Baiklah, jika kamu bekerja di inhouse designer atau semacam agensi desain, memang tidak harus berpikir tentang memasarkan produk. Karena memang sudah ada job desk masing-masing tim.
Namun jika ingin mencari pengalaman baru dan kamu bekerja secara mandiri, suatu keharusan untuk mengatur pola marketing brandmu.
Sesimpel upload karya di marketplace desain seperti behance, devianart, creativemarket, serta memamerkan karya di media sosial media, sebenarnya juga termasuk bagian dari digital marketing.
Baca Juga: Menciptakan Personal Brandmu
Namun alangkah baiknya, jika lebih dari sekedar upload karya. Seperti membuat web atau blog, membuat artikel tentang desain, share hal-hal yang berkaitan desain.
Baca Juga: Menciptakan Personal Brandmu
Namun alangkah baiknya, jika lebih dari sekedar upload karya. Seperti membuat web atau blog, membuat artikel tentang desain, share hal-hal yang berkaitan desain.
Kegiatan tadi dimaksudkan untuk membuat para calon pelanggan tau akan skill yang kita tawarkan. Kita akan dianggap sebagai seseorang yang menguasai bidangnya. Kita jadi dikenal dan branded.
Saya sendiri termasuk senang sekali belajar dengan digital marketing. Keinginan saya adalah Whizisme bisa diketahui lebih luas secara online via konten yang saya buat. Oiya, kini Whizisme mempunyai keyword khusus di Google, yaitu "Design and Creativity."
Desainer yang memiliki sense of marketing akan membuat value plus. Keterkaitan antara desain dan marketing bisa menjangkau calon klien yang lebih banyak. Semakin banyak project, semakin banyak pula teman satu profesi yang bisa diajak kolaborasi.
Nah, itulah kenapa layanan desain Whizisme menjadi lebih beragam. Dari awal melayani corporate identity saja, hingga kini beranjak di 3D desain dan animasi. Multimedia gitu deh. Jadi belajar digital marketing bagi saya adalah keharusan.
Baca Juga: Sharing Visual Marketing Bersama IC UNISBANK Semarang
Nah, omongan tadi sebenarnya merupakan preface saja dalam membuka pikiran para desainer baru untuk bermarketing ria dalam ranah digital. Tidak menutup kemungkinan setelah belajar digital marketing bisa menawarkan produk-produk turunan lain dari desain kita ke mancanegara.
Untuk itu baik juga kiranya kalau mulai menambah insight tentang Digital Marketing dari slide presentasi milik Syafiq Pontoh ini. Semoga bermanfaat.
Saya sendiri termasuk senang sekali belajar dengan digital marketing. Keinginan saya adalah Whizisme bisa diketahui lebih luas secara online via konten yang saya buat. Oiya, kini Whizisme mempunyai keyword khusus di Google, yaitu "Design and Creativity."
Desainer yang memiliki sense of marketing akan membuat value plus. Keterkaitan antara desain dan marketing bisa menjangkau calon klien yang lebih banyak. Semakin banyak project, semakin banyak pula teman satu profesi yang bisa diajak kolaborasi.
Nah, itulah kenapa layanan desain Whizisme menjadi lebih beragam. Dari awal melayani corporate identity saja, hingga kini beranjak di 3D desain dan animasi. Multimedia gitu deh. Jadi belajar digital marketing bagi saya adalah keharusan.
Baca Juga: Sharing Visual Marketing Bersama IC UNISBANK Semarang
Nah, omongan tadi sebenarnya merupakan preface saja dalam membuka pikiran para desainer baru untuk bermarketing ria dalam ranah digital. Tidak menutup kemungkinan setelah belajar digital marketing bisa menawarkan produk-produk turunan lain dari desain kita ke mancanegara.
Untuk itu baik juga kiranya kalau mulai menambah insight tentang Digital Marketing dari slide presentasi milik Syafiq Pontoh ini. Semoga bermanfaat.
Slideshow milik Bank Central Asia
Mbok aku diajari suhuuuu :D
ReplyDeleteAku belajar dari dikau lo kak :)
DeleteHehe merasa tersindir karena sy salah satu dari orang yg suka mendesain tp cuma buat hiasan saja. Alasannya sih ya karena kurang percaya diri pada hasil desain.
ReplyDeleteMakasih udah share :D
lah kalau kaka sitalisius ini nampaknya perlu belajar cara meningkatkan percaya diri, hahaha
DeleteMantabs brother... Makasih ilmunya.. :D
ReplyDeleteLha ini.... Pas bgt! Lagi anjlok krn marketingku (aku sndri) kurang oke.
ReplyDeletebagian agak sulit buat saya adalah menentukan karakter unik diri sendiri. :|
ReplyDeleteBeuuuh kang Whiz, kerjo online memang bisa kerja di cafe kayak aku. Tapi tapi tapi, menjawba pertanyaan klien satu persatu memang melelahkan. Mungkin musti merekrut customer service yg untuk menghandle percakapan.
ReplyDeleteAH tapi itu ntar dulu deh. Aku masih bisa menghandlenya sendiri. haha.
Oh iya, aku pernah dicritani temen yg mesen vector di facebook yg karyanya DEWA banget! Tapi apa kenyataannya, dia sepi order. Soalnya temenku yg mesen itu langsung dilayani saat itu juga (siang) dan jadi sorenya.
Lah, karya sebagus itu kok sepi order???
Berati memang belum menguasai marketing. Upload karya yg bagus cuma biar dapat pujian doang. Padahal eman-eman.
Atau mungkin dia sudah kaya raya ya?
wah sia sia donk cuma bisa desain tapi ndak bisa bikin desain visual, brand dll.....kalau bisa diajarin ....suhu....
ReplyDelete