SELF-BRANDING, ENTREPRENEURSHIP, HYPERCONNECTIVITY
http://www.whizisme.com/2013/03/self-branding-entrepreneurship.html
Terasing dengan pikiran sendiri. Saya melamun kamana-mana dan teronggok pikiran tentang siapa saya di masa depan. dimana masa-masa yang saya paling tunggu dan tentunya orang disekililing saya. Terjadi apakah saya hanya sebagai pemain ataupun pemandu sorak yang hanya lenggang kangkung setelah memeriahkan pertandingan.
Kemudian saya menemukan artikel yang sangat menarik untuk di baca. Tentu sebagai pengingat bahwa dunia yang sekarang telah menjadi akses miliaran orang (maya) butuh kibaran brand. Yak brand yang mengusung sendi-sendi kejumawaan personal. Sendi dimana orang akan melihat kita sebagai apa fungsi kita. Yuk.. disimak....
(diterjemahkan oleh: Fahmi Casova >>http://creativewrithink.wordpress.com/).
Ekonomi dan teknologi telah membentuk ulang sifat kerja. Bahkan, memiliki kerjaan yang bagus saat ini, tidak menjamin kesuksesan dalam karirmu. Kompetensimu tidak lagi bergantung pada apa yang kamu tahu. Selamat datang di era baru kerja, di mana masa depanmu bergantung pada kemampuanmu untuk mencolok di antara riuhnya jagad human capital (Microsoft dan Google memiliki aset yang jauh lebih sedikit dibanding misalnya, Boeing atau Ford, namun nilai saham perusahaan mereka jauh lebih tinggi.
Hal ini tentu dikarenakan Microsoft dan Google memiliki modal manusia atau human capital dengan kemampuan inovasi/kreativitas, modal otak yang jauh lebih unggul daripada asset fisik perusahaan lainnya). Artinya, menjadi sedemikian mencolok di antara jutaan orang bertalenta, jenius-gila, dan cerdas lainnya. Untuk menguasai era baru kerja ini, kamu membutuhkan tiga hal: self-branding, entrepreneurship, dan hyperconnectivity.
SELF-BRANDING berarti menjadi sangat mencolok di antara riuhnya jagad human capital. Semakin kuat brand-mu, akan semakin kuat kemencolokan itu. Dalam kenyataan dunia sekarang, self-branding lebih kuat dan berarti daripada apapun bentuk dari sebuah talenta yang dipunyai oleh orang lain. Kenapa? Karena mass market tak lagi bisa membedakan antara branding dan talent.
Menjadi sebuah brand, berarti menunjukkan sisi paling spesialmu kepada mass market. Artinya, kamu harus memiliki hal-hal istimewa yang kamu tawarkan, konsisten, dan juga meaningful di saat bersamaan. Itulah mengapa, kita mendapati Lady Gaga dan David Beckham menjadi lebih sukses daripada orang-orang lainnya dengan talenta sama.
Mereka sadar bahwa menjadi marketing phenomenon lebih penting daripada menunjukkan kemampuan bermain bola dan bermain musik, yang rata-rata para pemain sepakbola dan pemusik lainnya juga sudah memilikinya. Menjadi paling mencolok di antara ribuan pemain bola dan pemain musik lainnya lah yang harus menjadi perhatian pentingnya. Dan perhatian penting itu adalah pada mengelola self-branding.
ENTREPRENEURSHIP adalah memberi nilai tambah, untuk mengubah kehidupan orang banyak menjadi lebih baik. Kita semua sibuk, akan tetapi sibuk paling berarti adalah enterprising activity. Entrepreneurship adalah tentang menjadi agen perubahan. Dan setiap agen perubahan selalu memiliki kemencolokan di antara yang lainnya. Menjadi agen perubahan, menjadi entrepreneur, jika tak memberikan pertumbuhan yang berarti, akan sangat ada alasan untuk mendaurulang kamu dan mengganti posisi kamu.
Siapa pun kamu sekarang: karyawan di perusahaan kecil maupun besar, pemilik usaha kecil, karirmu akan sangat bergantung pada kemampuanmu untuk menciptakan sesuatu yang baru: solusi baru untuk masalah yang sudah ngendon lama, produk dan servis baru, ide baru, dan lain sebagainya. Segala sesuatu yang tidak baru berarti lama.
Dan jika kamu terus melakukan hal-hal lama, berarti kamu terus berada di masa lampau. Dalam era entrepreneurship, masa depan dirimu harus baru. Dan nilai dirimu bergantung kepada seberapa ‘berbeda’nya cara pandangmu terhadap sesuatu.
HYPERCONNECTIVITY berarti mencolok dalam lautan data di social knowledge. Kita semua online. Akan tetapi, hanya yang menjadi konektor bermakna sajalah yang membuat aktivitas online itu berarti. Ketika kamu menjadi hyperconnector, ribuan orang akan menonton film yang kamu rekomendasikan, dan membaca buku yang kamu anjurkan. Di era berkelimpahan data seperti sekarang, menjadi sumber tepercaya untuk sebuah informasi adalah sebuah kelangkaan.
Pengetahuan terlalu sempit bila hanya dikuasai oleh Wikipedia dan Google saja. Semua orang bisa mengunggah video ke Youtube, atau mentweet hal-hal bermutu, akan tetapi hanya Hyperconnector sajalah yang bisa dipercaya dan memberikan pengaruhnya.
Hyperconnector adalah sosok kreatif karena di era yang berkelimpahan pengetahuan seperti sekarang, ia mengkurasi pengetahuan-pengetahuan yang penting saja untuk disajikan kepada banyak orang. Ketika orang-orang mengkreasi konten, hyperconnector memilih mana saja yang pantas untuk kita konsumsi.
Ringkasnya dari semua itu adalah, masa depan bergantung kepada kemampuan kamu untuk menjadi sebuah brand, agen perubahan, dan sebagai sosok link yang memberikan informasi berguna. Memberikan perhatian penuh pada personalitimu dan memenej reputasimu (bagaimana cara orang lain melihatmu) akan menjadikanmu sebagai brand yang sukses.
Memberikan perhatian penuh pada ide-ide hebatmu dan mewujudkannya demi kepentingan orang banyak akan menjadikanmu agen perubahan. Dan menjadi jembatan antara social knowledge dan social interest akan membuatmu menjadi hyperconnector.
Dr Tomas Chamorro-Premuzic is an international authority in personality profiling and psychometric testing. He is a Professor of Business Psychology at University College London (UCL), Visiting Professor at New York University, and has previously taught at the London School of Economics. He is co-founder of metaprofiling.com.
Kemudian saya menemukan artikel yang sangat menarik untuk di baca. Tentu sebagai pengingat bahwa dunia yang sekarang telah menjadi akses miliaran orang (maya) butuh kibaran brand. Yak brand yang mengusung sendi-sendi kejumawaan personal. Sendi dimana orang akan melihat kita sebagai apa fungsi kita. Yuk.. disimak....
(diterjemahkan oleh: Fahmi Casova >>http://creativewrithink.wordpress.com/).
Ekonomi dan teknologi telah membentuk ulang sifat kerja. Bahkan, memiliki kerjaan yang bagus saat ini, tidak menjamin kesuksesan dalam karirmu. Kompetensimu tidak lagi bergantung pada apa yang kamu tahu. Selamat datang di era baru kerja, di mana masa depanmu bergantung pada kemampuanmu untuk mencolok di antara riuhnya jagad human capital (Microsoft dan Google memiliki aset yang jauh lebih sedikit dibanding misalnya, Boeing atau Ford, namun nilai saham perusahaan mereka jauh lebih tinggi.
Hal ini tentu dikarenakan Microsoft dan Google memiliki modal manusia atau human capital dengan kemampuan inovasi/kreativitas, modal otak yang jauh lebih unggul daripada asset fisik perusahaan lainnya). Artinya, menjadi sedemikian mencolok di antara jutaan orang bertalenta, jenius-gila, dan cerdas lainnya. Untuk menguasai era baru kerja ini, kamu membutuhkan tiga hal: self-branding, entrepreneurship, dan hyperconnectivity.
SELF-BRANDING berarti menjadi sangat mencolok di antara riuhnya jagad human capital. Semakin kuat brand-mu, akan semakin kuat kemencolokan itu. Dalam kenyataan dunia sekarang, self-branding lebih kuat dan berarti daripada apapun bentuk dari sebuah talenta yang dipunyai oleh orang lain. Kenapa? Karena mass market tak lagi bisa membedakan antara branding dan talent.
Menjadi sebuah brand, berarti menunjukkan sisi paling spesialmu kepada mass market. Artinya, kamu harus memiliki hal-hal istimewa yang kamu tawarkan, konsisten, dan juga meaningful di saat bersamaan. Itulah mengapa, kita mendapati Lady Gaga dan David Beckham menjadi lebih sukses daripada orang-orang lainnya dengan talenta sama.
Mereka sadar bahwa menjadi marketing phenomenon lebih penting daripada menunjukkan kemampuan bermain bola dan bermain musik, yang rata-rata para pemain sepakbola dan pemusik lainnya juga sudah memilikinya. Menjadi paling mencolok di antara ribuan pemain bola dan pemain musik lainnya lah yang harus menjadi perhatian pentingnya. Dan perhatian penting itu adalah pada mengelola self-branding.
ENTREPRENEURSHIP adalah memberi nilai tambah, untuk mengubah kehidupan orang banyak menjadi lebih baik. Kita semua sibuk, akan tetapi sibuk paling berarti adalah enterprising activity. Entrepreneurship adalah tentang menjadi agen perubahan. Dan setiap agen perubahan selalu memiliki kemencolokan di antara yang lainnya. Menjadi agen perubahan, menjadi entrepreneur, jika tak memberikan pertumbuhan yang berarti, akan sangat ada alasan untuk mendaurulang kamu dan mengganti posisi kamu.
Siapa pun kamu sekarang: karyawan di perusahaan kecil maupun besar, pemilik usaha kecil, karirmu akan sangat bergantung pada kemampuanmu untuk menciptakan sesuatu yang baru: solusi baru untuk masalah yang sudah ngendon lama, produk dan servis baru, ide baru, dan lain sebagainya. Segala sesuatu yang tidak baru berarti lama.
Dan jika kamu terus melakukan hal-hal lama, berarti kamu terus berada di masa lampau. Dalam era entrepreneurship, masa depan dirimu harus baru. Dan nilai dirimu bergantung kepada seberapa ‘berbeda’nya cara pandangmu terhadap sesuatu.
HYPERCONNECTIVITY berarti mencolok dalam lautan data di social knowledge. Kita semua online. Akan tetapi, hanya yang menjadi konektor bermakna sajalah yang membuat aktivitas online itu berarti. Ketika kamu menjadi hyperconnector, ribuan orang akan menonton film yang kamu rekomendasikan, dan membaca buku yang kamu anjurkan. Di era berkelimpahan data seperti sekarang, menjadi sumber tepercaya untuk sebuah informasi adalah sebuah kelangkaan.
Pengetahuan terlalu sempit bila hanya dikuasai oleh Wikipedia dan Google saja. Semua orang bisa mengunggah video ke Youtube, atau mentweet hal-hal bermutu, akan tetapi hanya Hyperconnector sajalah yang bisa dipercaya dan memberikan pengaruhnya.
Hyperconnector adalah sosok kreatif karena di era yang berkelimpahan pengetahuan seperti sekarang, ia mengkurasi pengetahuan-pengetahuan yang penting saja untuk disajikan kepada banyak orang. Ketika orang-orang mengkreasi konten, hyperconnector memilih mana saja yang pantas untuk kita konsumsi.
Ringkasnya dari semua itu adalah, masa depan bergantung kepada kemampuan kamu untuk menjadi sebuah brand, agen perubahan, dan sebagai sosok link yang memberikan informasi berguna. Memberikan perhatian penuh pada personalitimu dan memenej reputasimu (bagaimana cara orang lain melihatmu) akan menjadikanmu sebagai brand yang sukses.
Memberikan perhatian penuh pada ide-ide hebatmu dan mewujudkannya demi kepentingan orang banyak akan menjadikanmu agen perubahan. Dan menjadi jembatan antara social knowledge dan social interest akan membuatmu menjadi hyperconnector.
Dr Tomas Chamorro-Premuzic is an international authority in personality profiling and psychometric testing. He is a Professor of Business Psychology at University College London (UCL), Visiting Professor at New York University, and has previously taught at the London School of Economics. He is co-founder of metaprofiling.com.
Bahasanya translate banget yo mas. Susah dipahami. Coba kalo mas whiz nulis ulang dg bahasa sendiri pasti lebih enak dibacanya..
ReplyDeleteya memang dari terjemahan hehe... perhaps ada beberapa editan ntar :)
DeleteApakah kalau kita punya ide baru yang sifatnya memberikan solusi kepada orang lain sama dengan bahwa kita pung branding gitu Mas ? :)
ReplyDeleteMudahnya brand kamu itu apa yang dikatakan orang lain terhadapmu :)
Deletewah, ngelmune aku rak nyandak ki, dhuwur byaget...
ReplyDelete#sungkem
haha MAs Yono aku #sungkem jugak :)
Deletesetiap orangnya itu istimewa pasti punya brang masing masing..tinggal di keluarkan ya mas :)
ReplyDeletebenar +100 +tepok2 :)
Deletejadi branding ini, ide kita yang diinspirasi orang lain? atau gimana?
ReplyDeletebrand mudahnya apa yang dilihat orang lain dari diri kita. Kalo inspirasi bisa diambil dari skitar dan orang lain. Kemudian kita Mix dengan ciri kita mas. Suwun :)
DeleteTopiknya agak berat menurut saya. Branding dan entrepreneurship selalu satu paket. Melamun dan berpikir bisa ga ya berbarengan? Soalnya saya sering melakukan keduanya hehehe
ReplyDeletedibikin ringan aja mas hehe...
Deletebranding,, satu kata tapi susah banget terjemahinnya ya mas
ReplyDeleteinformasi yang sangat menarik sekali...
ReplyDeleteMenjadi seorang enterpreneur memang tidak mudah. Ada banyak tantangan dan juga kendala yang perlu di lewati. Tapi jika kita terus berusaha dan focus terhadap apa yang kita kerjakan insyaaAllah usaha kita lancar
ReplyDeleteTopiknya sangat menarik, tapi agak berat menurut saya..
ReplyDeletecita cita ingin punya brand sendiri suatu saat nanti
ReplyDelete