MENGENAL ELEMEN - ELEMEN MEREK
http://www.whizisme.com/2012/10/mengenal-elemen-elemen-merek.html
Pendapat pakar merek Kevin Lane Keller dalam karyanya Strategic Brand Management, idealnya sebuah merek tidak berdiri sendiri, melainkan harus dibarengi elemen merek seperti logo, simbol, karakter atau maskot, slogan, jingle dan kemasan.
Saat pertama kali melihat sebuah produk, mata kita selalu tertuju pada logo dari produk tersebut khan?. Elemen logo ini memang sifatnya visual banget. Logo mungkin bisa berupa kata seperti Samsung, Prada, Sosro, Majalah Concept, ataupun berupa simbol layaknya tanda centang di Nike, apel krowak di Apple.inc. ataupun ilustrasi ratu di Starbuck Coffee.
Elemen merek yang kedua adalah karakter. Lebih bersifat human, elemen yang satu ini bisa berwujud animasi maupun tokoh nyata. Sering kita jumpai karakter di beberapa iklan, contohnya Kolonel Sanders dari KFC. Karakter juga bisa menjadikan sebagai bahan lisensi berupa merchandise. Lihat saja karakter Donald bebek, Mickey Mouse dan Hello Kitty.
Baca Juga: Cara Desainer Menghandle Klien
Tau kan kalau karakter Hello Kitty itu telah menghasilkan 1 milliar dolar dalam setahun, hanya dengan menempelkan karakter di berbagai item dagang seperti kotak makan, pakaian bahkan mobil.
Selanjutnya kita mengenal Slogan, bisa dikatakan sebagai frasa singkat di kemasan merek. Slogan ternyata berperan sebagai pancingan bagi konsumen untuk lebih mengenal merek lebih dalam.
Seandainya saja merek tanpa slogan, akan kelihatan kering. Beberapa contoh dari slogan merek, yaitu: "Apapun makananya, minumnya?..... ", tanpa diisi titik-titik dalam kalimat tadi, pastinya orang akan menjawabnya Teh Botol Sosro.
Elemen yang tak kalah pentingnya yaitu Jingle. Prosesnya lebih ke audio daripada visual. Boleh juga disebut sebagai merek dalam format musik. Karena lebih ke arah suara, jingle bisa jadi lebih terekam di memori konsumen dalam waktu yang lama. Produk yang sering menggunakan jingle dengan waktu yang itu Indomie dengan jinglenya "Indomie Seleraku" (sambil nyanyi ya..).
Kalau kemasan produk, pasti familiar kan?. Inilah elemen yang terakhir.
Dengan kemasan, kita dapat memudahkan indentifikasi dalam menyampaikan informasi. Contoh ketika memilih minuman kemasan. Meskipun tidak ada merek yang melekat, dengan mudah kita bisa membedakanya lewat kemasan yang menarik.
Baca Juga: Cara Meningkatkan Personal Branding
Selain itu dengan kemasan bisa juga sebagai alat bantu yang memudahkan dalam distribusi dan transportasi. Bayangkan jika kemasan amburadul, dan tidak kreatif, akan sulit kan menatanya?
Hampir seperti produk kita juga mempunyai elemen-elemen merek yang berbeda satu sama lain. Gunanya memang untuk meningkatkan Merek Diri (Personal Branding) kita.
Percaya tidak percaya, kita semua ternyata terlahir untuk menjual (diri). Jualan produk ataupun menjual jasa kita. Bahkan seorang politisi pun wajib menjual dirinya via kampanye supaya masyarakat memilihnya.
Selamat beraktifitas :)
Saat pertama kali melihat sebuah produk, mata kita selalu tertuju pada logo dari produk tersebut khan?. Elemen logo ini memang sifatnya visual banget. Logo mungkin bisa berupa kata seperti Samsung, Prada, Sosro, Majalah Concept, ataupun berupa simbol layaknya tanda centang di Nike, apel krowak di Apple.inc. ataupun ilustrasi ratu di Starbuck Coffee.
Elemen merek yang kedua adalah karakter. Lebih bersifat human, elemen yang satu ini bisa berwujud animasi maupun tokoh nyata. Sering kita jumpai karakter di beberapa iklan, contohnya Kolonel Sanders dari KFC. Karakter juga bisa menjadikan sebagai bahan lisensi berupa merchandise. Lihat saja karakter Donald bebek, Mickey Mouse dan Hello Kitty.
Baca Juga: Cara Desainer Menghandle Klien
Tau kan kalau karakter Hello Kitty itu telah menghasilkan 1 milliar dolar dalam setahun, hanya dengan menempelkan karakter di berbagai item dagang seperti kotak makan, pakaian bahkan mobil.
Selanjutnya kita mengenal Slogan, bisa dikatakan sebagai frasa singkat di kemasan merek. Slogan ternyata berperan sebagai pancingan bagi konsumen untuk lebih mengenal merek lebih dalam.
Seandainya saja merek tanpa slogan, akan kelihatan kering. Beberapa contoh dari slogan merek, yaitu: "Apapun makananya, minumnya?..... ", tanpa diisi titik-titik dalam kalimat tadi, pastinya orang akan menjawabnya Teh Botol Sosro.
Elemen yang tak kalah pentingnya yaitu Jingle. Prosesnya lebih ke audio daripada visual. Boleh juga disebut sebagai merek dalam format musik. Karena lebih ke arah suara, jingle bisa jadi lebih terekam di memori konsumen dalam waktu yang lama. Produk yang sering menggunakan jingle dengan waktu yang itu Indomie dengan jinglenya "Indomie Seleraku" (sambil nyanyi ya..).
Kalau kemasan produk, pasti familiar kan?. Inilah elemen yang terakhir.
Dengan kemasan, kita dapat memudahkan indentifikasi dalam menyampaikan informasi. Contoh ketika memilih minuman kemasan. Meskipun tidak ada merek yang melekat, dengan mudah kita bisa membedakanya lewat kemasan yang menarik.
Baca Juga: Cara Meningkatkan Personal Branding
Selain itu dengan kemasan bisa juga sebagai alat bantu yang memudahkan dalam distribusi dan transportasi. Bayangkan jika kemasan amburadul, dan tidak kreatif, akan sulit kan menatanya?
Hampir seperti produk kita juga mempunyai elemen-elemen merek yang berbeda satu sama lain. Gunanya memang untuk meningkatkan Merek Diri (Personal Branding) kita.
Percaya tidak percaya, kita semua ternyata terlahir untuk menjual (diri). Jualan produk ataupun menjual jasa kita. Bahkan seorang politisi pun wajib menjual dirinya via kampanye supaya masyarakat memilihnya.
Selamat beraktifitas :)
baru tahu detailnya begini..
ReplyDeleteBerarti kudu konsisten but also creative yak.. :D
konsistessi kreatif itu sulita tapi memungkinkan untuk dilakukan :)
DeleteBingung juga nih merk apa yang bakalan nyangkol dihati konsumen / brandminded ( lagi pusing mo ganti merk sirup yang dapat membuat image eksklusif dan tahan lama) http://www.rnc.web.id/
ReplyDeletemerek apapun itu bisa keren, tentunya yang sesuai core bisnis atau produknya. Bikin merek itu gampang yang susah merawatnya hihihi...
Delete