BUKU INI AKAN HILANG TULISANYA KALAU TIDAK DIBACA
http://www.whizisme.com/2012/07/the-book-that-cant-wait.html
Juli ini merupakan bulan membaca bagi saya. Kok begitu?. ya karena 4 buku saya beli hampir secara bersamaan. Entah pada waktu membelinya, saya terpikirkan untuk melahap habis semuanya atau tidak.
Coba Tebak?....
Bagi saya yang sok sibuk, selalu menghabiskan office hour di depan komputer, sepertinya membagi waktu untuk membaca buku agak sulit, namun Alhamdulillah..buku Spiritual Creativepreneur, Brand Gardener, Jago SEO telah selesai saya lahap (Insyalloh saya akan posting review bukunya).
Satu buku yang masih saya baca dan selalu nangkring di tas punggung dan selalu menemani saat jalan-jalan yaitu "Indonesia Mengajar 2". Buku ini sebagai pengganti buku “Cracking Zone” karya Renald Khasali, karena pada waktu membeli di tokonya sedang kehabisan stok.
Oh..ya ternyata saya juga pinjam buku di Perpusda Semarang. Buku tentang Kisah Sukses Google dan Membuat Komik. Untuk kedua buku tersebut saya baca hanya at glance saja. Belum ada ghiroh untuk membaca tuntas. Maklum namanya juga pinjam, beda rasa dengan buku yang dibeli dari kantong sendiri, serasa menghemat kalau membacanya. :)
Menjadi konsekuensi tersendiri bagi saya, buku yang saya beli wajib dibaca. Meskipun hanya fast reading, dibaca bulan depan, atau membaca paragraph inti di setiap halamanya. Tentunya hal ini sangat mengurangi esensi dari membaca sebuah buku. Ya begitulah.. sangat diperlukan juga manajeman waktu , mood untuk enjoy dalam membacanya dan menyerap intisarinya.
The book that can’t wait
Nah, ini dia satu solusi kreatif untuk para pembaca yang suka menunda membaca buku seperti saya. Bayangkan jika buku yang kita beli isinya akan hilang dalam tempo 2 bulan. Pasti kita secara sukarela ataupun terpaksa harus melahap buku tersebut sebelum lenyapnya tinta. Konteksnya sangat sederhana sebenarnya. Buku itu tidak hanya dibeli tapi dibaca.
Penggagasnya berasal dari sebuah penerbit Independen yang mengkhususkan di bidang literaratur Amerika Latin, sebut saja Eterna Cadencia. Mereka berpikir tentang sesuatu yang beda dalam launching buku barunya. Seperti diketahui khalayak, buku literature sangat kurang dalam pembelian. Nah..terciptalah ide brilian “The book can’t wait”. Buku ini hanya bertahan dalam waktu 2 bulan, sebelum menjadi halaman-halaman putih kosong.
Ide inovatif ini tercipta untuk memperkenalkan penulis baru dan mendongkrak penjualan buku (fisik) diantara gempuran ebook. Kok bisa ya?...
Ternyata penerbit Eterna Cadencia mengembangkan tinta yang unik, dan pelan-pelan akan lenyap jika ada kontak dengan udara dan cahaya matahari. Proses pengepakanya dimasukan dalm plastik rapat dan kedap udara. Di pembungkusnya juga disertakan tanggal expired, sehingga pembaca mempunyai ancang-ancang untuk segera membacanya.
Hasilnya sangat mencengangkan untuk sebuah brand yang baru. Buku dengan kaver hitam ini mendapat sambutan yang sangat besar dari liputan Koran, radio maupun TV. Tentu saja penulisnya mendapat perhatian di beberapa mass media.
Fakta dari diterbitkanya buku ini:
- Penjualan edisi pertama SOLD OUT dalam waktu bersamaanya launching buku.
- Penjualan buku di Eterna Cadencia, naik menjadi 43%
- Eternal Cadencia tidak hanya menjual buku yang laris manis, tetapi juga memotong biaya iklan hampir 1 juta dollar. - Penjualan edisi pertama SOLD OUT dalam waktu bersamaanya launching buku.
- Penjualan buku di Eterna Cadencia, naik menjadi 43%
Well, inilah kekuatan ide yang diberikan secara cuma2 dari yang Maha Kuasa. Bagaimana kalau buku ini di terapkan di Indonesia. Dengan strategi dan pembelajaran di masyarakat, kemungkinan besar akan terjual laris.
Namun harus pelan-pelan, karena cost untuk membeli buku di Indonesia sangat minim. Atau mungkin juga bisa ditambahkan Ebook disetiap penjualanya. Mungkin untuk mengantisipasi lenyapnya tulisan kali ya?
dua bulan udah jadi bungkus pecel nih :D
ReplyDeletesayang banget
Hello nnice post
ReplyDelete